Pemergian insan terdekat kebelakangan ini sungguh membuat hati ini benar2 rendah. Jiwa juga kurang keruan jadinya. Terasa diri sungguh kerdil, terasa perjalanan hidup yang sudah tidak panjang ini tiada terisi. Usia sudah menjangkau 30-an, persiapan ke alam kekal masih dikategorikan tiada..malu nak mengaku ada, sungguh kalau ada pun tidak seberapa.
Semoga amalan dan pengisian hidupku yang baru selepas nisfu Syaaban semalam adalah lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga aku dan suami diberikan hidayah dan dilapangkan peluang untuk lebih mendekatkan diri pada Pencipta yg Esa.
dihamparan kain yang lusuh
jiwa tertunduk dan bersimpuh
memohon ampun dari yang maha pengampun
atas segala dosa-dosa
yang mencemari raga yang semakin renta
jiwa tertunduk dan bersimpuh
memohon ampun dari yang maha pengampun
atas segala dosa-dosa
yang mencemari raga yang semakin renta
kami……
hanyalah setitik debu yang hina
yang rapuh dan tak lupa
dari hilaf serta dosa
tersadar didalam gelisah
setelah begitu jauh melangkah
setelah terlalu lama terlena
akan kenikmatan nafsu dunia fatamorgana
mungkinkah kan mengelupas dari tubuh
kotoran-kotoran
yang telah mendarah daging menjadi satu
hanyalah setitik debu yang hina
yang rapuh dan tak lupa
dari hilaf serta dosa
tersadar didalam gelisah
setelah begitu jauh melangkah
setelah terlalu lama terlena
akan kenikmatan nafsu dunia fatamorgana
mungkinkah kan mengelupas dari tubuh
kotoran-kotoran
yang telah mendarah daging menjadi satu
kami tahu…..
tubuh yang telah terbalut dosa
takkan bisa disucikan
walau degan seluas samodra
Ya…Allah
apapun kehendakmu kami ihklas
biarkan air mata ini menetes
bukan karena air mata derita
biarkan air mata ini mengalir
karena air mata bahagia
disisa-sisa ahkir nafas
berilah yang terbaek
kami yakin ENGKAU MAHA segalanya
kan terima taubat kami
sebelum nyawa terlepas dari raga
From: “TRI ULAN” (http://www.bangfad.com/sastra/tag/puisi-islami)
tubuh yang telah terbalut dosa
takkan bisa disucikan
walau degan seluas samodra
Ya…Allah
apapun kehendakmu kami ihklas
biarkan air mata ini menetes
bukan karena air mata derita
biarkan air mata ini mengalir
karena air mata bahagia
disisa-sisa ahkir nafas
berilah yang terbaek
kami yakin ENGKAU MAHA segalanya
kan terima taubat kami
sebelum nyawa terlepas dari raga
From: “TRI ULAN” (http://www.bangfad.com/sastra/tag/puisi-islami)
0 comments:
Post a Comment